Jumat, 15 Maret 2013

Berbincang dengan Kubur

Simaklah perbincangan Ar-Rafi'i dengan kubur. Ia berkata, "Aku bertanya kepada kubur, "Di manakah kesenangan dan harta? Di mana keindahan dan kebanggaan? Di manakah kesehatan dan kekuatan? Di manakah kekuasaan? Di manakah ketundukan dan kehinaan?"
Kubur itu menjawab, "Semua yang di atas adalah bayangan sementara yang tidak akan datang kemari, karena semua itu tidak dibuat dari sini."
Di lubang inilah semua berkumpul: senyum dan tawa, perbantahan dan jeritan, penentangan dan kesombongan, angan-angan dan keserakahan, ikhlas dan riya'. Di sinilah bertemu: kekaguman terhadap kedudukan dan keindahan, kebanggaan terhadap keluarga dan wibawa.
Di sinilah akan berakhir: kesombongan dalam kekuatan badan dan akal. Sebagaimana akan berakhir: kezhaliman orang zalim dan kehinaan orang yang dihinakan. Wajah pemfitnah, tangan yang zhalim, lisan pendusta, mata pengkhianat dan hati yang keras, akan berubah seonggok tengkorak.
Semuanya akan menjadi musnah termakan cacing tanah yang datang dari segala arah. Tak ada yang tersisa selain amal yang telah dipersiapkan. Mungkar dan Nakir akan mengintrogasi. Setelah itu, tak ada yang menemaninya selain amal.
Ke manakah perginya sapa yang sebelumnya sering dijumpai:  siapa namamu, apa pekerjaanmu, apa tugasmu, apa keahlianmu? Berapa umurmu, bagaimana kabarmu? Apa yang kau miliki, bagaimana kesehatanmu? Bagaimana pendapatmu? Apa yang kau minta dan inginkan serta yang kau angankan?
Dalam kubur semuanya akan sirna, sebagaimana sirnanya bahasa manusia dalam lisan yang membisu. Hanya ada satu pertanyaan: apa yang kau kerjakan?
Amal yang akan mengubah kuburnya menjadi bagian dari taman surga atau sebaliknya, menjadi bagian dari jurang neraka. Tetapi renungkan, hal ini tak akan bermanfaat kecuali bagi seorang Muslim yang meyakini adzab dan nikmat kubur. Di zaman yang serba jahiliyah dan penuh pengaburanaqidah kaum Muslimin ini, selayaknya kita memperkokoh akar aqidah kita.

0 komentar:

Posting Komentar