Judul : AI (Cinta Tak Pernah Lelah Menanti)
Penulis : Winna Efendi
Tebal halaman : 282 halaman
Penerbit : Gagas Media
Penulis : Winna Efendi
Tebal halaman : 282 halaman
Penerbit : Gagas Media
Ai dan Sei adalah
sepasang sahabat yang tinggal di sebuah desa kecil di Jepang. Rumah mereka
bersebelahan, keluarga Ai memiliki usaha pemandian air panas sedangkan keluarga
Sei memiliki usaha rumah makan. Sejak SD sampai SMU mereka selalu bersekolah di
sekolah yang sama, di kelas yang sama, dan bangkunya bersebelahan. Mereka tak
pernah terpisahkan.
Suatu hari muncullah
seorang remaja pria dari Tokyo, bernama Shin. Shin adalah remaja pria yang
sangat modern dengan gadget-gadgetnya yang canggih. Perlahan Ai dan Sei
bersahabat dengan Shin, yang tadinya Ai dan Sei selalu berdua sekarang mereka
selalu bertiga bersama Shin. Seiringnya waktu Ai dan Shin saling menyukai, rasa
sayang antara pria dan wanita. Bahkan Ai rela ingin mengikuti Shin masuk
universitas di Tokyo. Sei mulai tak senang melihat kedekatan antara Shin dan
Ai, dia tak mau Ai bersama pria lain dan mengikuti pria lain selain dirinya.
Dia pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di universitas di desanya.
Namun Ai, Shin, juga keluarganya terus mendesaknya untuk kuliah di Tokyo,
Sei memang anak yang pintar. Sei pun akhirnya memutuskan kuliah di Tokyo
bersama Ai dan Shin.
Di Tokyo mereka tinggal
bersama. Mereka terlihat sangat bahagia dapat selalu bersama. Kehidupan di
Tokyo tidak mudah apalagi mereka hanya tinggal bertiga tanpa orang dewasa yang
mengawasi. Mereka bertiga memutuskan untuk mencari pekerjaan, Ai dan Shin sudah
mendapatkan pekerjaan tapi Sei belum. Akhirnya Sei diterima bekerja di sebuah
restoran. Di restoran itu Sei bertemu dengan Natsu, gadis yang menyenangkan,
menarik, dan ramah. Sei dan Natsu pun menjadi teman dekat, Ai dan Shin pun juga
berteman dengan Natsu. Semakin lama, hubungan Shin dan Ai semakin serius bahkan
mereka sudah bertunangan. Shin melamar Ai dengan cara yang romantis di Tokyo
Tower. Tanpa ada yang tahu Sei melihat kejadian itu dan Sei mulai menyadari
kalau dia mencintai Ai. Karena kejadian itu Sei berusaha menjauh dari Shin dan
Ai, Sei semakin sangat dekat dengan Natsu. Sei dan Natsu pun tinggal bersama.
Saat hari
kepindahannya, Sei menerima kabar buruk bahwa Shin kecelakaan. Sei pun segera
menghubungi Ai dan menuju rumah sakit namun terlamat, Shin tidak dapat
terselamatkan. Ai sangat shok. Mereka pun kembali ke desa untuk memakamkan
Shin. Ai menjadi sangat berubah setelah kematian Shin, Sei sangat khawatir
dengan keadaan sahabatnya. Sei pun memutuskan untuk tetap tinggal bersama Ai.
Natsu sangat kecewa dengan keputusan Sei. Sebenarnya Natsu mencintai Sei dan
dia tahu kalau Sei mencintai Ai, dia kira ia dapat membuat Sei melupakan Ai
namun Natsu salah.
Seiringnya waktu Ai
sudah dapat bangkit kembali walaupun tidak persis seperti dulu tapi dia sudah
mulai melakukan kegiatannya seperti biasa. Namun hubungan Natsu dan Ai menjadi
aneh. Natsu tidak suka melihat Ai yang seakan mempermainkan Sei. Ai ingin Sei
selalu ada disisinya namun Ai belum bisa menerima Sei. Namun, Ai berpikir kalau
dia menerima Sei itu berarti ia akan mengkhianati Shin. Sei pun memutuskan
untuk pergi dari Ai, dia tak ingin membebani Ai.
Sebenarnya Ai menyukai
Sei sejak mereka masih bersekolah namun saat itu Sei hanya menganggap Ai
sebagai sahabat. Ai pun memendam perasaan sampai akhirnya dia bertemu dengan
Shin. Dan saat ini Ai masih teringat bayang-bayang Shin juga keberadaan Natsu
jadi dia belum bisa memantapkan perasaannya pada Sei. Ai menemui Sei dirumahnya
dia pun meluapkan seluruh perasaannya. Ai tak ingin Sei pergi darinya. Ai ingin
Sei selalu ada disampingnya dan bersamanya.
"Hai Sei, Jika kau punya sebuah permohonan, apa yang akan kau minta?"
"Aku akan minta supaya kita bertiga bisa hidup bahagia selamanya."
"Ya, aku juga."
"Kalau begitu, kita berdua harus hidup bahagia mulai sekarang, untuk menggantikan Shin."
"Baiklah. Mari kita hidup dengan bahagia."
"Hai Sei, Jika kau punya sebuah permohonan, apa yang akan kau minta?"
"Aku akan minta supaya kita bertiga bisa hidup bahagia selamanya."
"Ya, aku juga."
"Kalau begitu, kita berdua harus hidup bahagia mulai sekarang, untuk menggantikan Shin."
"Baiklah. Mari kita hidup dengan bahagia."
"Ai, apakah yang dikatakan Shin ketika dia mengucapkan selamat tinggal?"
"Kau benar-benar ingin tahu Sei?"
"Tentu saja. Aku sangat penasaran."
"Dia berkata, hal terpenting dalam cinta adalah persahabatan, dan hal yang terpenting dalam persahabatan adalah cinta."
Kelebihan:
Novel
ini dapat dibaca oleh semua kalangan. Pembaca tidak akan bosan membaca
kehidupan para remaja yang menjalankan hubungan persahabatan yang kemudian
menjadi kekasih dan menikah. Dalam novel ini selain belajar tentang budaya
Jepang, kita juga dapat mengetahui berbagai tempat di Tokyo.
Kelemahan:
Ceritanya
terlalu berbelit-belit dan terkadang menjengkelkan karena terlalu banyak
lika-liku dalam cerita.
Unsur
Intrinsik:
a.
Judul : Ai (Cinta Tak Pernah Lelah
Menanti)
b.
Tema : Pesahabatan dan Percintaan
c.
Tokoh :
-
Sei Matsumoto
-
Ai
-
Shinichi Matsuoka
-
Bapak Shin
-
Ibu Shin
-
Bapak Ai
-
Risa
-
Kenta Fukuda
-
Chiharu
-
Natsu
d.
Setting :
Waktu :
-
Pagi :
Ketika orang-orang mampir di pemandian air panas Nakaji.
-
Sore :
Orang-orang berbondong-bondong pergi ke pemandian umum untuk membersihkan diri.
-
Malam: Melayani tamu-tamu yang datang di
restoran untuk makan malam.
-
Musim panas: Festival musim panas di
mana mereka semua berkumpul menyaksikan beberapa tarian tradisional, makanan
tradisional Jepang.
Tempat :
-
Di pedalaman kecil sudut negeri Jepang
-
Sento Tradisional (pemandian umum) :
Tempat tinggal Ai dan Sei
-
Universitas Todai, Tokyo : Tempat Sei,
Ai, dan Shin kuliah setelah lulus sekolah di desa
-
Tokyo Tower : Tempat di mana Shin
melamar Ai
Suasana :
-
Gembira : Saat mengetahui bahwa mereke
bertiga lulus dengan nilai sempurna dan diterima di universitas Todai, Tokyo.
-
Bahagia : Sei tidak bisa menghentikan
seulas senyum senang diwajahnya melihat mata Ai berkaca-kaca tertawa tak
habis-habisnya sambil berkejaran dengan untaian seribu layang-layang yang
menaungi langit musim panas
-
Menyedihkan : Sei merasa sedikit sesak,
mungkin sedikit kecewa karena Ai memilih Shin kali ini bukan dia yang sudah
belasan tahun menjadi sahabatnya.
-
Menegangkan : Shin dengan ragu-ragu
bertanya kepada Sei bahwa dia mencintai Ai dan dia takut kalau Sei juga
mencintainya.
e.
Penokohan :
-
Ai : Rajin,ceroboh, ceria, hiperaktif,
egois, dan manja
Langsung, (Lagi-lagi
aku memandangnya, sedikit kagum dengan keberaniannya. Ai yang ceria dalam raut
wajahnya setiap kali berbicara dengan orang.)
Langsung, (Ai yang
ceroboh, Ai yang kadang menangis jika terjatuh, Ai yang selalu lupa mengerjakan
pekerjaan rumahnya.)
Langsung, (Dia selalu
hiperaktif, tidak bisa diam dan tidak bisa mencurahkan perhatian total pada
sesuatu.)
Langsung, (Shin tidak
pernah mengeluh dengan sifat Ai yang terkadang egois.)
-
Sei Matsumoto : Baik hati,pengertian,
keras kepala, sabar, rajin,tertutup dan setia kawan
Langsung, (Aku membenci
segala sesuatu yang membuatnya sedih, ingin selamanya melihat senyum di wajah
Ai. Menjaganya hingga tidak ada seorang pun yang bisa menyakitinya.)
Langsung, (Ai mendesah
lagi , ”kau keras kepala sekali, Sei!”)
Langsung, (Dengan
sabar, aku dan Shin membimbing Ai mempelajari beberapa pelajaran agar dia bisa
lulus dengan nilai sempurna.)
-
Shinichi Matsuoka : Pengertian, baik
hati, sabar, dan mengerti teknologi
Langsung ,(Shin punya
game-game canggih, mengerti internet, kamera digital, dan robot anjing yang
bisa berbicara. Namun, Shin teman yang baik karena dengan sabar dia menjelaskan
bebnda-benda itu pada kami dan dia mau mengajariku menggunakan komputer.)
Langsung, (Dalam waktu
yang singkat bisa memahami sifat Ai dengan begitu mudah.)
-
Ayah Sei : Berwibawa, kaku, tegas,
pemarah, dan benci dinasehati
Langsung, (Ayahku
orangnya sangat berwibawa, kaku, tegas dan benci dinasehati atau dibantah.)
Langsung, (Ibu menghela
nafas setiap kali ayah sibuk mengomeli para pekerja karena kesalahan-kesalahan
kecil di restoran.)
-
Ibu Sei : lemah lembut dan pendiam
Langsung, (Ibuku adalah
seorang perempuan yang lunak dan lemah lembut dan selalu diam tanpa komentar
setiap kali ada masalah dengan ayah.)
f.
Alur :
Alur
maju karena diawali dengan perkenalan kemudian klimaks dan diakhiri dengan
penyelesaian masalah.
g.
Gaya bahasa :
Menggunakan majas personfikasi, majas
asosiasi(perumpamaan), majas hiperbola
Kalimat itu muncul begitu saja
dikepalaku berulang-ulang seperti rekaman rusak.
Keheningan diantara kami semakin
mencekik, sehingga bunyi jarum jam yang merangkak lambat terdengar begitu
keras.
Rumah berlantai dua yang tak terlalu luas itu tampak letih.
h.
Sudut Pandang :
Orang
pertama karena menggunakan kata “aku”
i.
Amanat
:
Jagalah
persahabatan kita jangan sampai ada konflik, dan jalani persahabatan kita
dengan penuh cinta.
Jangan
pernah menyia-nyiakan orang yang menyayangi kita karena suatu hari nanti dia
akan pergi meninggalkan kita tanpa sepengetahuan kita.
Nilai
Ekstrinsik:
Nilai budaya: kebudayaaan jepang, mempercayai bahwa
jiwa orang yang sudah meninggal akan kembali ke dunia ini melalui reinkernasi.
Nilai pendidikan: Bersekolah di sekolah
menengah di desa kemudian mereka melanjutkan
sekolah di Tokyo karena fasilitas lebih memadai.
Nilai moral : Ai yang tidak teguh pendirian hanya
bisa mengikuti Sei dan Shin ke mana akan pergi dan berkuliah.
Nilai agama: Berkunjung ke kuil untuk berdoa
Nilai ekonomi: Berasal dari keluarga yang
berkecukupan karena memiliki usaha keluarga yaitu restoran dan pemandian umum.
0 komentar:
Posting Komentar